Senin, 26 Desember 2011

7 Tahun Tsunami

Siang begitu menyengat,
ribuan raga rela antrian.
Di Meusium tsunami,

melirik keindahan pameran,
sebagai sejarah bencana.
7 tahun tsunami berlalu,
dihari minggu pagi.
Merunggut korban jiwa.

26 Desember 2004.

Sabtu, 24 Desember 2011

Cepat Sembuh

Kepala menggalaukan jiwa.
Ada sesuatu tak terucap.
Bantulah hamba.
Menyelesaikan urusan.
Tujukan kejalan Mu.
Kembalikan kesehatannya.
Semoga cepat sembuh.
Amin.....ya Allah.

Selamat Hari Ibu

Ibu.......
Selalu membantu kami.
Walau diri mu lelah.
Tak pernah engkau hiraukan.
Asalkan anak mu bahagia.

Senin, 19 Desember 2011

Mencairkan Kebekuan hati

Melayangkan lamunan,
Melukiskan kesunyian.
Memandang penuh arti,
Senyuman tulus.
Menghangatkan Jiwa,
Mencairkan kebekuan hati.
 
 

Jumat, 02 Desember 2011

Kerinduan

Tak tau ......,
mengapa begini.
Kepanikan ini,
yang tak menentu.
Tampa beban,
dalam keneningan malam.
Kehampaan,
merisaukan jiwa.
Kerinduan,
menyelimuti hati.
Walau tak pernah mengerti,
tertuju kepada siapa.
Ya Allah kalau bertakdir,
maka satulah dalam mahligai.
Tapi bila tidak berjodoh,
maka berikanlah terbaik.






Kamis, 01 Desember 2011

Memberikan kelancaran

Seolah tak beban,
walau banyak tersimpa,
terbalut kesibukan tiada henti.
Banyak belum terlaksana,
walau berniat menyelesaikannya,
terbentur persiapan harus uji .
Tanpa istirahat,
walau melepaskan dahaga,
terukir perjuangan dijiwa.
Wajah letih tak terkira.
tugas pun harus terselesaikan.
Dalam menuntut ilmu.
Allah mudahkanlah langkahku esok hari,
walau tugas sudah antri,
ujian pun akan tiba waktunya. 
Semoga Allah memberikan kelancaran,
menjawab soal yang ajukan,
kepada ku, Amin........Allah.



 











Rabu, 30 November 2011

HARI BERSEJARAH


Setiap detik.....,
akan teruraikan kisah,
yang tercermin dalam kepribadian.
Setiap bulan desember....,
akan bertambahnya usia,
yang terlaksana dalam waktu.
Setiap hari bersejarah.....,
akan terulang dalam kehidupan,
yang terus berjalan sampai ajal tiba.








Rabu, 23 November 2011

Peristirahatan Terakhir

Kehidupanmu terlukis,
dalam persahabatan.
Penuh kenang yang terukir,
dalam canda tawamu.
Perjuanganmu tertulis,
dalam benak kami,
Walau kini kau telah pergi,
meninggal kami semua.
Selamat jalan sahabatku,
Semoga kau tenang di alam sana,
ditempat peristirahatan terakirmu.

Minggu, 13 November 2011

Kehampaan Batin

Kebingungan dalam hati.
Diiringi dengan pusing tujuh keliling.
Menciptakan Kegalauan jiwa.
Mengisyaratkan kehampaan batin.
Mengakibatkan fikiran menjadi buntu.
Engkau tempat berkeluh kesah.
Mengadu dalam doa pun terpanjatkan.
Ini yang terbaik untuk ku.





Kamis, 03 November 2011

Laut

Laut tak bertepi.
Ombak tak berhenti.
Ratusan pasir berhembusan,
Mengikuti arah angin.






Rabu, 02 November 2011

Indahnya Ciptaan Illahi

Lama sudah mehilang tanpa meninggalkan jejak.
Tiba-tiba muncul bagaikan mentari pagi.
Terdiam seribu bahasa.
Lamunan melayang di keheningan malam.
Sepinya malam yang berkelap-kelip di angkasa.
Bulan pun memantulkan sinarnya.
Begitu Indahnya ciptaan Illahi.
 

 
 
 

Selasa, 25 Oktober 2011

coret2: tunggu aja kisah lika-liku kehidupan

bingung............., dari mana harus mengisahkannya?. yang pasti............ bukan yang aku awali dan waktu terus berjalan akhiri saja..........., & mulai untuk menjalani kehidupan selanjut. Selain itu apa saja sisi lain dari cerita ini. semua akan dikisahkan dalam sebuah cerita yang berjudul: lika-liku kehidupan. tunggu aja!!!!!!!.
       



Minggu, 23 Oktober 2011

Tuhan Semesta Alam

Tuhan semesta Alam,
Engkau mengtahui segalanya.
Baik tampak oleh manusia,
maupun tersembunyi dari dirinya.
Ya Allah beritahukanlah kepada ku,
adakah ia selalu mengingat Mu.
Ku berharap ia selalu dekat dengan Mu.
Walau semakin lama ku mengenalnya,
Semakin ku merasa ia jauh dari Mu.
Semoga dugaan ku ini tidak benar.
Tapi kalau memang benar brasangka itu,
Maka bukakanlah pintu hatinya untuk Mu.

Jumat, 21 Oktober 2011

Sang Penulis

Tinta menggoreskan,
sebekas ilmu.
Berupaya menjawab,
tragedi ujian tertulisan.
Pikiran mulai terpaku,
mengukirkan keindahan.
Tampa menghiraukan,
kegalauan sang penulis.
Pena terus berjuang,
menghampiri pelukisnya 










Jumat, 07 Oktober 2011

Berat

Tangan begitu berat,
ketika melukiskan coretan,

Hati terasa berat,
ketika mengisahkan cerita,
Pikiran sangat berat,
ketika kenangan melada,
Hidup memang berat,
ketika dalam kisah.



Minggu, 02 Oktober 2011

Local Wisdom dalam PRB

Indonesia merupakan negara kepulauaan terbesar di dunia. Letak geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada antara dua benua dan dua samudera terbentang di garis khattulistiwa serta terletak pada pertemuan tiga lempeng utama dunia merupakan wilayah teritorial yang sangat rawan terhadap bencana (Kirmanto, 2002). Bencana tersebut seperti badai tropis, banjir, tsunami, gempa bumi, gunung meletus, longsor, dan kekeringan.serta kebakaran hutan.
Peristiwa tersebut diperlukan mitigasi bencana berupaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat bencana alam. Hal ini dapat memanfaatkan local wisdom. Local wisdom adalah suatu kebijakan/pengetahuan yang dianut oleh orang banyak secara turun-menurun diwariskan ke genarasi selanjutnya, sehingga sudah menjadi suatu budayaan di daerah tersebut. Local wisdom lebih dikenal dengan sebutan kearifan lokal. Kearifan local yang terdapat di Aceh yaitu rumah Aceh yang dapat dimanfaatkan sebagai sistem kontrol yang praktis untuk menjamin keamanan, ketertiban dan keselamatan penghuni dari banjir, binatang buas, dan orang asing (Widosari, 2011). Kearifan local lainnya  merupakan teori alternatif yang telah mendapatkan persetujuan dari banyak pakar baru-baru ini berkaitan dengan kepekaan binatang pada bencana alam adalah pada binatang bisa merasakan perubahan pada medan magnet yang terjadi di dekat pusat gempa, misalnya burung dara, kura-kura, lebah dan masih banyak lagi. Selain itu spesies ikan dikenal sangat sensitif pada variasi perubahan muatan listrik di dalam air yang kadang-kadang adalah merupakan isyarat permulaan terjadinya gempa bumi (Permana, 2011). Dengan adanya kearifan local ini masyarakat akan dapat menghindari bencana atau sesegera mungkin mengungsi ketempat yang lebih aman.
Sumber:
Kirmanto D, ”Kebijakan Penanggulangan Bencana, Pulitkim, Bandung, 2002.
Permana A, “Binatang: Lebih Peka Terhadap Bencana”, http://andimendunia.blogspot.com, Update 2011.
Widosari, “Mempertahankan Kearifan Lokal Rumoh Aceh dalam Dinamika Kehidupan Masyarakat Pasca Gempa dan Tsunami”, Volume: II, Nomor: 2, Maret 2010, Local Wisdom-Jurnal Ilmiah Online, ISSN: 2086-3764, localwisdom.ucoz.com, Update 2011.  

Jumat, 30 September 2011

Bingung

Bingung................
Ketika melukisan,
Kata-kata dalam tulisan.
Bingung................
Apa yang ungkapkan.
Pikiran pun bingung............
Akhirnya....bingung.....bingung......
Judulnya aja bingung.................
Ya...... bingung............

MAU

Kepala.......
Mau pecah.
Mulut pun,
Mau menjerit.
Hati......
Mau berkata.
Perkataan itu,
Mau di tulis

Rabu, 28 September 2011

SAAT

Saat sepi,
Malam pun tiba.
Saat tidur,
Mimpi pun datang.
Saat pagi,
Mentari pun muncul.
Saat siang,
Panas pun mendera.
Saat petang,
Angin pun menghangatkan.
Saat hidup,
kenikmatan pun dirasakan.
Saat mati,
Mayat pun dishalatkan.
Saat shalat,
Doa pun terpanjatkan




KENANGAN

Kenangan indah,
Akan Terukir.
Kisah sedih,
Berusaha dihapuskan.
Gemuruh jiwa,
Menghayutkan malam.
Lamunan itu.....,
Menghanyutkan raga.
Persaan hati,
Siapa tau.
Kepada Illah,
Tempat menyadu.

KEHIDUPAN

Kehidupan Bagaikan Roda.
Yang Terus Berputar.
Terkadang di Atas, di Bawah,
Bahkan di Tengah.
Dalam Perjalanan Hidup,
Takkan Pernah tertebak.
Yang diHarapkan,
Berbeda dengan Kenyataan.
Ada rahasia ...
Disetiap Kehidupan.
inilah yang terbaik ...







Senin, 26 September 2011

Walau Sedih Ku Tetap Tersenyum

Kedatanganmu tak terencana.
Pertemuan itu begitu singkat.
Kini perpisahan telah tiba di ujung jalan.
Rindu akan canda tawamu.
Mengharapkan kehadiranmu.
Kini kau pergi telah meninggalkan ku.
Ku hanya terdiam dalam sedih
Sungguh diri ini tak berdaya.
Tatap ku berusaha untuk tersenyum.
Hanya seuntas doa ku kirimkan untuk mu.

Pengetahuan Bencana

Bencana adalah Suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat, sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi , ekonomi atau lingkungan dan melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan menggunakan sumber daya mereka sendiri (ISDR, 2004). Menurut UU No.24/2007 menyatakan bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/ atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. dengan demikian bencana adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh alam atau karena ulah manusia yang terjadi secara secara tiba-tiba atau berlahan-lahan yang mengakibatkan hilangnya jiwa manusia, kerusakan harta benda dan lingkungan. Bencana tersebut di sebabkan letak geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang berada antara dua benua dan dua samudera terbentang di garis khattulistiwa serta terletak pada pertemuan tiga lempeng utama dunia merupakan wilayah teritorial yang sangat rawan terhadap bencana (Kirmanto, 2002).  
Indonesia memiliki tiga katagori bencana (UU No.24/2007). Pertama, bencana alam: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan antara lain: gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan/puting beliung, dan tanah longsor. Kedua, Bencana non alam: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal tekhnologi, epidemik, dan wabah penyakit. Ketiga, Bencana sosial: bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan terror.
Kejadian gempa 26 Desember 2004 dengan kekuatan 8,9 skala Richter diikuti dengan gelombang tsunami  mengisyaratkan bahwa upaya mitigasi dan kesiapsiagaan belum dilakukan dengan baik. Dampak bencana yang dirasakan juga semakin parah, disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk diantaranya meningkatnya jumlah penduduk yang tinggal di daerah yang rentan bahaya, rendahnya tingkat kesiapsiagaan  dan upaya mitigasi di tingkat pemerintahan  serta rendahnya kesadaran masyarakat dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana. Pengalaman sebelumnya terlihat daerah yang paling banyak menelan korban adalah daerah yang masyarakatnya tidak mempunyai pengetahuan tentang tsunami yang pada dasarnya sudah pernah terjadi.
 Hal tersebut menunjukkan pentingnya pendidikan mitigasi kebencanaan bagi masyarakat, khususnya dunia pendidikan pada berbagai jalur dan jenjang pendidikan. Selama ini peristiwa bencana alam telah menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang cukup parah. Selain itu masyarakat belum memiliki kesiapan menghadapi bencana alam yang seringkali datang secara tiba-tiba. Sebaliknya di Simeulu jumlah korban tercatat relatif sangat kecil 7 orang, hal ini disebabkan mereka telah lebih awal mendapatkan pengetahuan untuk menyelamatkan diri dari bencana alam (Fakri, 2006). 
 
Sumber:
Fakhri, ”Esensi Dakwah Dalam manajemen Penanggulangan Bencana Alam, Al-Bayan, Vol. 12  No. 13. Jakarta. 2006.
International Strategy for Disaster Reduction (ISDR), 2004.  
Kirmanto D, ”Kebijakan Penanggulangan Bencana, Pulitkim, Bandung, 2002.
Undang-undang Republik Indonesia, nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.


Jumat, 23 September 2011

Tak-kan

Waktu tak-kan tertukar.
Pertemuan tak-kan terhalang.
Berita tak-kan disangka.
Perpisahan tak-kan terhindar.
Waktu tak-kan berhenti.
Misteri tak-kan terungkap.
Semua tak-kan jelas.
Karena itu tak-kan ada yang sia-sia.